Mata Uang Terendah di Dunia: Daftar dan Penyebabnya
Mata uang adalah salah satu indikator penting dalam melihat kondisi ekonomi sebuah negara. Nilai tukar mata uang bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti inflasi, kondisi politik, dan ketersediaan sumber daya alam. Beberapa negara memiliki mata uang dengan nilai yang sangat rendah, yang menjadikan mereka termasuk dalam daftar mata uang terendah di dunia. Pada artikel ini, kita akan membahas beberapa mata uang tersebut serta faktor-faktor yang mempengaruhi nilainya.
Mata Uang dengan Nilai Tukar Terendah di Dunia
Berikut adalah beberapa mata uang yang memiliki nilai tukar terendah di dunia:
1. Bolivar Venezuela (VES)
Venezuela, negara yang terletak di Amerika Selatan, telah mengalami krisis ekonomi yang parah sejak 2013. Inflasi yang melanda negara ini bahkan mencapai angka 200% pada beberapa tahun terakhir. Hal ini mengakibatkan nilai tukar mata uang Bolivar sangat rendah. Saat ini, satu dolar Amerika Serikat (USD) setara dengan lebih dari 2 juta Bolivar, menjadikan mata uang ini sebagai salah satu yang terendah di dunia.
2. Rial Iran (IRR)
Iran juga memiliki mata uang yang sangat terdevaluasi, yakni Rial. Penyebab utama dari devaluasi ini adalah sanksi internasional, perang, serta kebijakan ekonomi yang tidak stabil. Nilai tukar satu dolar Amerika Serikat (USD) setara dengan lebih dari 42 ribu Rial Iran. Situasi ini membuat Rial menjadi salah satu mata uang terendah di dunia.
3. Dong Vietnam (VND)
Vietnam memiliki Dong sebagai mata uang resmi. Meskipun negara ini telah mengalami kemajuan pesat dalam bidang ekonomi, Dong Vietnam tetap terdepresiasi akibat inflasi yang tinggi. Nilai tukar satu dolar Amerika Serikat (USD) setara dengan lebih dari 23 ribu Dong, menjadikannya sebagai mata uang dengan nilai tukar rendah.
4. Kip Laos (LAK)
Laos, meskipun mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup baik dalam beberapa tahun terakhir, masih memiliki mata uang yang terdepresiasi. Kip Laos memiliki nilai tukar yang sangat rendah terhadap dolar Amerika Serikat. Satu dolar AS setara dengan lebih dari 18 ribu Kip, yang menunjukkan betapa rendahnya daya beli masyarakat Laos dalam hal mata uang.
5. Riel Kamboja (KHR)
Meskipun Kamboja kaya akan sumber daya alam, mata uang Rielnya memiliki nilai tukar yang rendah. Banyak warga Kamboja yang lebih memilih untuk menggunakan dolar Amerika Serikat dalam transaksi sehari-hari. Nilai tukar satu dolar AS saat ini setara dengan lebih dari 4 ribu Riel Kamboja.
6. Rupiah Indonesia (IDR)
Rupiah Indonesia, meskipun telah mengalami perbaikan perekonomian dalam beberapa tahun terakhir, masih termasuk dalam mata uang dengan nilai tukar rendah. Faktor utama yang menyebabkan hal ini adalah krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 1990-an. Nilai tukar satu dolar Amerika Serikat setara dengan sekitar 15 ribu Rupiah Indonesia.
7. Som Uzbekistan (UZS)
Som Uzbekistan merupakan mata uang resmi negara Uzbekistan, yang pernah menjadi bagian dari Uni Soviet. Meski negara ini telah berupaya untuk memperbaiki kondisi ekonominya, Som Uzbekistan tetap memiliki nilai tukar yang sangat rendah. Saat ini, satu dolar Amerika Serikat setara dengan lebih dari 11 ribu Som Uzbekistan.
8. Leone Sierra Leone (SLL)
Sierra Leone adalah negara yang terletak di Afrika Barat, dengan ekonomi yang terpukul akibat perang saudara berkepanjangan. Meskipun negara ini kaya akan sumber daya alam, namun Leone Sierra Leone terus terdepresiasi dan memiliki nilai tukar yang sangat rendah terhadap dolar Amerika Serikat. Nilai tukar satu dolar AS setara dengan hampir 20 ribu Leone.
9. Franc Guinea (GNF)
Guinea memiliki Franc Guinea sebagai mata uang resminya, yang saat ini terhitung sebagai salah satu mata uang terendah di dunia. Meskipun negara ini kaya akan sumber daya alam, kondisi ekonomi yang buruk dan inflasi yang tinggi membuat nilai tukar Franc Guinea sangat rendah. Satu dolar AS setara dengan lebih dari 8.600 Franc Guinea.
10. Rubel Belarusia (BYR)
Rubel Belarusia memiliki nilai tukar yang sangat rendah terhadap dolar Amerika Serikat, dengan satu dolar AS setara dengan sekitar 2,5 Rubel. Faktor utama yang menyebabkan hal ini adalah pertumbuhan ekonomi Belarusia yang lambat, serta perubahan mata uang dari Rubel Soviet menjadi Rubel Belarusia pada tahun 1992.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Mata Uang
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang suatu negara antara lain:
- Inflasi: Tingginya inflasi dapat menyebabkan devaluasi mata uang, yang mengurangi daya beli masyarakat.
- Ketidakstabilan politik: Konflik politik atau perang dapat mempengaruhi kepercayaan investor terhadap mata uang negara tersebut.
- Perubahan ekonomi global: Fluktuasi ekonomi global, seperti harga minyak atau krisis finansial, dapat berdampak pada nilai tukar mata uang suatu negara.
- Permintaan dan Penawaran: Jika suatu mata uang memiliki permintaan yang tinggi di pasar internasional, maka nilainya bisa meningkat.
Mengetahui mata uang terendah di dunia bisa memberikan wawasan tentang kondisi ekonomi global dan pentingnya perencanaan keuangan yang matang, terutama jika Anda tertarik untuk berinvestasi atau berbisnis di negara-negara tersebut.
Baca Juga: Begini Cara Menghapus Postingan di TikTok dengan Mudah
Baca Juga: Cara Melacak Lokasi Nomor HP dengan Mudah dan Cepat